Selasa, 03 Maret 2015

refleksi mata kuliah



Description: logo unej(3).png
REFLEKSI DIRI
SEJARAH INDONESIA III

Kelas: B
Diajukan untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Sejarah Indonesia III

Dosen Pengampu :
Dr. Nurul Umamah M.Pd


Oleh:
                        Meinda Ratih Siwi Hapsari                 130210302055


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                               UNIVERSITAS JEMBER
2014

Dari pembelajaran mata kuliah Sejarah Indonesia III ini ada 3 (tiga) unsur dalam pembelajaran mata kuliah Sejarah Indonesia III ini, diantaranya :
1)      Unsur Afektif
2)      Unsur Kognitif, dan
3)      Unsur Psikomotor















1)   Unsur afektif ini merupakan kemampuan yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Dilihat dari unsur atau segi Afektif pembelajaran mata kuliah Sejarah Indonesia III ini , saya mampu:
a)       mengembangkan pengetahuan yang saya fahami/mengerti,
b)      lebih giat mengerjakan tugas-tugas,
c)      semakin rajin,
d)     tepat waktu (datang kuliah tidak terlambat), dan
e)       disiplin.






















2)   Unsur kognitif itu adalah kemampuan otak atau pengetahuan dalam pembelajaran. Dilihat dari unsur atau segi kognitif pembelajaran mata kuliah Sejarah Indonesia III ini, saya dapat menguasai materi hampir semuanya, namun ada beberapa yang tidak faham mengenai materi tersebut, inilah materi-materi yang diajarkan di Sejarah Indonesia III dan kepahaman saya mengenai materi tersebut:


1)      Kebijakan-kebijakan Kolonial Belanda pada Zaman Pergerakan Nasional
Awal abad ke-19 di kepulauan Indonesia terjadi perubahan politik perusahaan dagang Hindia Timur atau lebih dikenal dengan VOC dan yang bubar pada 31 Desember 1799. Akibat runtuhnya VOC, pemeritah kerajaan Belanda mengambil alih seluruh wilayah kekuasaanya, terutama di kepulauan Indonesia yang berpusat di Batavia, pulau Jawa. Pada saat Negara Kolonial Hindia Belanda berdiri dan memperluaskan pengaruhnya, masyarakat Indonesia berada di dalam kehidupan politik yang hampir serupa, yakni dalam bentuk kerajaan atau kesultanan. Ketika Negara Hindia Belanda mulai menanamkan kekuasaannya berlangsunglah perubahan. Politik Kolonial yang dijalankan oleh Belanda secara jelas menunjukkan hubungannya dengan perkembangan ekonomi negerinya. Sejak berlakunya Undang-Undang Agraria pada tahun 1870 kaum kapitalis mendapat kesempatan secara bebas menanam modal. Perkembangan kapitalisme dalam awal abad ke-20 sangat pesat.
Politik Kolonial bertujuan untuk menguasai daerah-daerah produksi bahan-bahan mentah bagi kepentingan modal, baik dari Nederland maupun Negara-negara besar lainnya yang tidak mungkin lagi ditolak dari Indonesia. Menjelang pergantian abad semakin bertambah besar kesadaran akan penting artinya Indonesia bagi negeri Belanda, disebabkan antara lain oleh perebutan daerah kekuasaan Negara besar imperialistis yang secara berlomba-lomba mencari daerah jajahan di Afrika dan Asia. Sikap paternal dalam politik Kolonial mulai tampak dalam pidato takhta Ratu Belanda pada tahun 1901.
Beberapa Kebijakan baru Kolonial Belanda :
a)      Politik Etis
Dalam politik “Kewajiban Moril” yang telah didukung oleh semua golongan dinyatakan bahwa negeri Belanda harus memerhatikan kepentingan pribumi dan membantu dalam masa kesulitan. Politik etis mulai dilaksanakan
b)      Emigrasi
Daerah yang subur tanahnya menjadi yang padat penduduknya. Dala abad ke-19 terjadi migrasi dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, berhubung dengan perluasan tanaman tebu
c)      Edukasi
Pengajaran diberikan di sekolah kelas 1 kepda anak-anak pegawai negri dan orang-orang yang berkedudukan atau bertahta, di sekolah kelas 2 kepada anak-anak pribumi pada umumnya.
d)     Politik kemakmuran
Kondisi hidup rakyat pribumi meskipun ada di tengah-tengah kemajuan pesat industr perkebunan mempunyai ciri sebagai berikut: makanan sangat sederhana, pakaian yang sederhana, dan perumahan tidak kokoh.
e)      Sistem kredit
Permintaan akan kredit sangat besar di kalangan rakyat yang kebanyakan hidup dengan hutang. Karena sangat kekurangan modal, rakyat tepaksa mengambil kredit atau bayaran terlebih dahulu dari gajinya.



2)      Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Bangsa Indonesia Pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia
pergerakan nasional yaitu suatu perjuangan yang dilakukan dengan organisasi-organisasi secara modern ke arah perbaikan taraf hidup bangsa Indonesia yang disebabkan karena rasa tidak puas terhadap keaadaan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, maupun budaya. Awal abad ke-20 dalam sejarah Indonesia dikenal sebagai periode Kebangkitan Nasional. organisasi memiliki dasar dan idiologi yang dapat memperkuat kedudukan maupun perjuangannya. Ideologi-ideologi tersebut meliputi :
a)      Ideologi Liberalisme.
b)      Ideologi Nasionalisme
c)      Ideologi Komunisme
d)     Ideologi Demokrasi. 
e)      Ideologi Pan-lslamisme.
Organisasi-organisasi pergerakan nasional meliputi :
1)        Budi Utomo
2)        Indische Partij
3)        Sarekat Islam
4)        Partai Komunis Indonesia (PKI)
5)        Taman Siswa
6)        Partai Nasional Indonesia (PNI)
7)        Pergerakan Kaum Wanita
8)        Gerakan Pemuda
9)        Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
10)    Pemuda Indonesia
11)    Organisasi Pergerakan Bersifat Keagamaan : Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Organisasi Pergerakan Bersifat Keagamaan.
12)    Kongres Pemuda
13)    Perhimpunan Indonesia
14)    Partai Indonesia Raya (Parindra)
15)    Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Pada abad ke – 20, pemerintah kolonial Belanda berhasil memadamkan perlawanan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia. Hal ini mengakibatkan Belanda memulai kekuasaanya di Indonesia secara politis. pemerintah kolonial menyelenggarakan pendidikan, yaitu:
·         Europese Lagere School ( ELS ).
·         Sekolah Kelas Dua ( Angka Loro ).
·         Sekolah Kelas Satu ( Angka Siji ).
pada abad ke-20 masyarakat Indonesia merupakan masyarakat kolonial yang serba terbelakang, karena sistem produksi pada masa Pergerakan Nasional masih menggunakan cara produksi yang lama yang tidak mampu menghadapi kapitalis kolonial yang mempunyai organisasi dan tekhnologi modern. Kondisi sosial-ekonomi masyarakat Indonesia yang sangat buruk. Abad 20 kondisi bangsa Indonesia masih dipengaruh budaya barat yang dibawa oleh para penjajah.


3)      Munculnya Konsepsi Indonesia
konsepsi adalah suatu penggambaran ide yang abstrak dan didalamnya berisi suatu cita-cita yang tentunya dalam waktu kedepan diharapkan menjadi sesuatu yang konkret atau nyata dan dapat dirasakan keberadaanya serta manfaatnya bagi individu ataupun orang banyak tergantung ide apa yang ingin di capai. Sejarah munculnya konsepsi di Indonesia dimulai dari Zaman Penjajahan Baru yang Pada permulaan abad XX, kebijakan penjajahan Belanda mengalami perubahan arah yang paling mendasar dalam sejarahnya. Ekspansi eksploitasi belanda terhadap sumber daya alam: minyak bumi,tebu, karet,kopi, the, tembakau, rempah-rempah. Bukan hanya para pengusaha Belanda yang aktif di Indonesia. Pembentukan Royal Dutch Shell pada tahun 1907 mencerminkan internasionalisasi investasi secara umum. Tiga dasawarsa pertama abad XX bukan hanya menjadi saksi penentuan wilayah Indonesia yang baru dan suatu pencanangan kebijakan penjajahan yang baru. Perkembangan-perkembangan pokok pada masa ini adalah munculnya ide-ide baru mengenai organisasi dan dikenalnya definisi-definisi baru dan lebih canggih tentang identitas. Perang Dunia I (1914-8) menndai dimulainya zaman kegiatan politik yang bergejolak di Indonesia. SI dan PKI terlibat pertikaian terbuka dan tak terdamaikan. Pemerintah pada saat itu berusaha melakukan pengawasan terhadap lembaga-lembaga pendidikan islam yang semakin berkembang, yang diangganya sebagai ancaman yang potensial terhadap rezim kolonial. Antara tahun 1927 dan runtuhnya negara jajahan Belanda oleh Jepang pada tahun 1942, kebangkitan nasional Indonesia mulai bergaya kurang semarak. Dalam konteks ekonomi yang ada di dalam bangsa Indonesia hidup tiba-tiba berubah karena depresi ekonomi melanda dunia pada tahun 1930-an. Sebagaimana ada gejala krisis yang akan terjadi di negara-negara industri. Harga  beberapa produk Indonesia telah mengalami penurunan dan pasar ekspor seperti pasar ekspor gula menciut karena produksi gula meluas dimana-mana, terutama di Inggris dan Jepang. Hasil dari munculnya konsepsi ini begitu luar biasa, hal ini mendapat tanggapan yang beragam bagi bangsa Indonesia. Selain dirasa sebagai angin segar bagi Indonesia kedepanya, namun banyak terjadi ketimpangan sosial dengan munculnya berbagai organisasi rakyat yang dengan masing-masing tujuan dan landasanya. Hal ini juga diiringi berbagai masalah yang harus dihadapi Indonesia di dalam berbagai bidang. Namun hal tersebut tidak menumbangkan motivasi bangsa Indonesia meski hanya sekedar penggambaran yang abstrak saja.


4)      Lahirnya Nasionalisme dan Modernisasi Tahun 1908-1918
Nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Tahun 1908 adalah titik permulaan bangkitnya kesadaran nasional. Pada saat itu lahirlah organisasi pergerakan nasional yang pertama yaitu pergerakan Budi Utomo, yang kemudian disusul oleh organisasi-organisasi lainnya. Nasionalisme menunjuk pada sifat pergerakan yakni semua aksi dengan adanya organisasi modern yang mencakup semua aspek kehidupan. Latar belakang terbentuknya nasional Indonesia tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. Dalam periode awal, gerakan Nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya melalui pembentukan organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Dagang Indoesia, Sarekat Islam, Indishe Partij, PNI, PKI, Perhimpunan Indonesia, Taman Siswa, INS, Kayu Tanam, NU dan Muhammadiyah serta organisasi kepemudaan organisasi kepanduan, organisasi wanita dan organisasi keagamaan lainnya selain NU dan Muhammadiyah. Dalam pekembangannya dimasa pergerakan nasional banyak organisasi-organisasi bentukan oleh  golongankaum intelektual. Sesungguhnya semangat untuk membebaskan diri dari penjajahan telah ada dalam jiwa-jiwa rakyat Indonesia. Sayangnya pada masa itu belum ada wadah dan pergeraknya yang teroganisir. Memahami Nasionalisme pada pergerakan nasional tidak terlepas dari penggunaan ideologi ini dalam pidato-pidato organisasi-organisasi.  Abad ke-20, ciri khas Nasionalisme yang sesungguhnya adalah bahwa Negara dianggap sebagai satuan politik yang sangat dibutuhkan bagi zaman modern.


5)      Langkah-Langkah Pertama Menuju Kebangkitan Nasional 1900-1927
Munculnya nasionalisme merupakan akibat dari rasa lelah rakyat Indonesia yang terus dijajah oleh Belanda dan Jepang, walaupun Jepang menjajah Indonesia dalam waktu yang cukup singkat. Rasa nasionalisme dalam pergerakan nasional indonesia dipengaruhi oleh kecenderungan internasional serta pandangan politik dari Belanda dan Indonesia. Kesadaran akan rasa nasional dalam kalangan orang Indonesia bangkit setelah 1900 yang mana memiliki hubungan erat dengan perubahan yang terjadi di Asia. Sejak pertengahan abad ke-19 hingga abad ke-20, penyebaran model pendidikan modern terjadi. Hal ini terjadi akibat tumbuhnya kesadaran moral terhadap pentingnya pengetahuan modern.  Situasi politik pada masa menjelang munculnya kebangkitan nasional Indonesia ditandai dengan politik kesejahteraan yang terbagi atas tiga masa antara lain:
a)      Politik Asosiasi
b)      Politik Progresif
c)      Politik Konservatif
Tiga dasawarsa pertama abad XX bukan hanya menjadi saksi penentuan wilayah Indonesia yang baru dan satu pencanangan kebijakan penjajahan yang baru. Pada masa ini munculnya ide-ide baru mengenai organisasi. Ide baru tentang organisasi meliputi bentuk-bentuk kepemimpinan yang baru. Organisasi yang hidup dan tumbuh pada masa menuju Kebangkitan Nasional 1900-1927: Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij. Tokoh penggerak kebangkitan nasional: Dr. Sutomo, Kiai Haji Samanhudi, HOS Tjokroaminoto, Haji Agus Salim, Cipto Mangunkusumo.

6)      Perkembangan Kehidupan Politik dan Sosial di Indonesia pada abad ke-19
Politik asosiasi, sejak 1900 sampai akhir perang Dunia 1 menyaksikan perkembangan yang pesatdalam bidang ekonomi,social, dan politik. Perkembangan yang sangat pesat dalam bidang industri agraris, pertambangan dan pengangkutan telah dimungkinkan oleh keamanan yang dapat diciptakan karena pasifikasi daerah sangat berhasil. Politik asosiasi mencita-citakan suatu masyarakat Indonesia dimana dua golongan yaitu Eropa dan pribumi akan hidup berdampingan didalam masyarakat. Politik konservatif dan politik progresif ini, Suatu bentuk politik kolonial konservatif yang didasarkan  atas kewajiban moril terhadap daerah jajahan adalah ideologi kolonial yang dirumuskan oleh coljin. dunia kolonial masih merupakan “sebuah kamar kanak – kanak dimana harus ada babunya”. Pemerintah kolonial Belanda, yang menghadapi rakyat Indonesia dengan mayoritasnya sebagai pemeluk agama Islam, perlu memusatkan perhatian pada plitik terhadap agama Islam. Dalam politik Reaksioner terdapat Janji Van Limburg Stirum, Politik penindasan. Belanda jatuh ketika dunia memasuki Perang Dunia kedua pada bulan Mei 1940, ketika tentara Jerman menyerbu dan melancarkan perang kilat. ratu dan pemerintah kerajaan Belanda telah meninggalkan negerinya untuk mengungsi ke London. Pemerintah Belanda yang berada di pengungsian di London menjawab tuntutan Jepang pada awal bulan Juni 1940. Sasaran utama serbuan Jepang di Hindia Belanda adalah pengeboran minyak di Tarakan, Balikpapan, dan Palembang. Gerak maju itu dimungkinkan setelah pertahanan Hindia Belanda di Utara pulau Sulawesi berhasil dilumpuhkan pada tanggal 26 Desember 1941.


7)      Perkembangan Politik dan Pertumbuhan Organisasi Politik 1908-1926
Proses radikalisasi terjadi Sekitar tahun 1915 dan 1916 organisasi utama seperti SI dan BO pada umumnya bersikap lunak dan loyal terhadap gubernemen Hindia Belanda maka dalam tahun-tahun berikutnya tumbuhlah sikap politik yang semakin radikal, semata-mata sebagai kelakuan reaktif terhadap politik kolonial yang semakin bertentangan dengan politik etis. Karena pengaruh pemimpin sosialis dan komunis serta bahasa politiknya yang penuh peristilahan marxistis-revolusioner maka perjuangan nasional menggeser kearah anti kolonialisme dan anti kapitalisme yang ekstrem-evolusioner. pembentukan organisasi-organisasi betapapun terbatas jangkauannya, menciptakan kesempatan bagi kaum terpelajar tidak hanya mengadakan interaksi, tetapi juga menimbulkan rasa solidaritas, sehingga organisasi itu sekaligus menjadi wadah hubungan sosial baru serta berfungsi sebagai tumpuan identitas, sosial, kultural, dan akhirnya juga politik. Polarisasi dan Radikalisasi 1918 – 1926 terjadi pada akhir dasawarsa kedua perkembangan politik mengalami intensifikasi dan ekstensitas, tidak hanya karena ada peningkatan politik kolonial, tetapi juga karena ada peningkatan tuntunan politik serta meluasnya mobilisasi politik dikalangan rakyat. Alam menghadapi aksi-aksi yang dilancarkan oleh organisasi-organisasi pergerakan nasional yang semakin gencar dan radikal itu, pemerintah kolonial merasa semakin terancam kedudukan serta otoritasnya sehingga tidak segan-segan melakuan tindakan tegas terhadap aksi-aksi tersebut. Dikalangan internasional, PI memainkan peranan serta melakukan propaganda bagi perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme, Kewibawaan PI itu terbukti dari langkah PKI untuk membuat kontak politik dengan PI.

8)      Budi Utomo Sebagai Awal Munculnya Pergerakan Nasional di Indonesia
Berdirinya Organisasi ini di awali dengan cita-cita ingin meningkatkan martabat rakyat, (Dr. Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo seorang priyai dari Yogyakarta). Dr Wahidin Sudirohusodo mengadakan dana pelajar (Studie-Fonds) bagi anak-anak yang cakap tetapi tidak sanggup memikul perongkosan sekolah yang begitu berat. Tujuann Budi Utomo untuk kemajuan Hindia, dimana yang jangkauan gerak semulanya hanya terbatas pada Pulau Jawa dan Madura yang kemudian diperluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin dan agama. jangkauan gerak Budi Utomo hanya terbatas pada penduduk Jawa dan Madura dan tidak akan melibatkan diri dalam kegiatan politik. Pancaran eksistensi Budi Utomo di Indonesia dibuktikan dengan diadakannya konggresnya yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober 1908. Dalam waktu singkat Budi Utomo mengalami perubahan orientasi. Gubernur Jenderal van Heutsz yang menyambut baik Budi Utomo, sebagai tanda keberhasilan politik ethis yang menghendaki adanya suatu organisasi pribumi yang progresif-moderat yang dikendalikan oleh para pejabat yang maju. Namun pejabat –pejabat Belanda lainnya mencurigai Budi Utomo yang dianggap sebagai gangguan yang potensial.


9)      Perkembangan Politik dan Pertumbuhan Organisasi Baru Sesudah 1926
Perkembangan-perkembangan organisasi baru dan gerakan sesudah tahun 1926 ini banyak munculnya organisasi-organisasi baru yang mendirikan organisasi sendiri. Organisasi-organisasi baru yang tidak berjauh beda tujuan yang hendak dicapainya. Tujuannya adalah kemerdekaan Indonesia yang hendak dicapai dengan kekuatan sendiri tanpa meminta bantuan siapa pun (self-help) dan tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial (nonkooperasi)..Mengingat keanekaragaman haluan dan strategi politik, maka reaksi-reaksi yang bermacam-macam itu menciptakan situasi politik yang sangat kompleks. Ketegangan dan konflik terjadi secara bertubi-tubi , suatu proses yang hanya membuat perpecahan menjadi bertambah parah .pengaruh terhadap penggalangan persatuan di antara organisasi-organisasi pergerakan nasional yang menonjol adalah perdebatan dan pertentangan pendapat antara Patrindo dan PNI Baru atau yang umum di gambarkan sebagai pertentangan antara golongan Soekarno dan Hatta. Seperti yang telah disinggung di atas sejak awal perkembangan PPPKI telah di lancarkan kritik tajam oleh Hatta mengenai PPPKI sebagai bentuk persatuan , seperti yang di konsepsikan oleh Soekarno, yaitu pengintegrasian berbagai organisasi dalam satu wadah atau lembaga.awal 1933 sampai pertengahan 1933 tidak hanya di tandai oleh perpecahan gerakan nasionalis serta kegagalan usaha pengintegrasian organisasi – organisasi nasionalis , tetapi juga oleh aksi politik yang semakin meningkatkan terutama sebagai dampak politik agitasi yang di jalankan Soekarno. Pada tanggal 1 Agustus semua rapat Partindo dan PNI baru dilarang dan hari itu juga Soekarno ditahan. Sehari kemudian dikeluarkan larangan bagi semua pegawai negeri masuk menjadi anggota partai tersebut.


10)  Reorientasi dan Reorganisasi
Dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, dikenal dua strategi politik yaitu non-kooperatif (radikal) dan kooperatif (moderat). reorientasi dan reorganisasi yaitu peninjauan kembali untuk menentukan sikap yaitu strategi untuk mencapai suatu kemerdekaan Indonesia dengan memperbaiki aturan yang telah di buat sebelumnya. Pada tahun 1929 tersebar desas-desus diantara rakyat bahwa PNI akan melakukan pemberontakan pada tahun 1930. Tidak adanya lagi aksi dari PNI selama waktu pemeriksaan perkaranya oleh hakim (Januari 1930 – April 1931) menimbulkan rasa kecewa pada pemimpin rendahan dan anggotanya yang aktif, Menilik keadaan PNI yang menjunjung sikap non-koperasi, bukan dari campur tangan Belanda bukan pula dari kekuasaan lain, namun dengan bantun perjuangan rakyat demi mencapai Kemerdekaan Indonesia.  Partai Indonesia (Partindo). Telah dapat diramalkan bahwa pemimpin PNI lama yang selama Januari 1930-April 1931 tinggal diam-diam dan sesudah pengesahan. Pada tanggal 24 mei 1937 di Jakarta didirikan Gerindo oleh bekas-bekas anggota Partindo. Partai Persatuan Indonesia bekerjasama dengan pemerintah dan berusaha mencapai kemajuan kearah suatu masyarakat dan bentuk Negara, yang tersusun menurut keinginan rakyat. Ide pembentukan Fraksi Nasional di dalam Volksraad muncul dari anggota Volksraad. Dibawah tekanan politik Gubernur Jenderal de Jonge politik non koperasi menjadi lumpuh, akibatnya muncul seorang kooperator yang didalam Volksraad oleh Fraksi Nasional dan diluar Volksraad oleh Parindra yang didirikan tahun 1935. Dalam sidang Volksraad sendiri, suara Fraksi Nasional terpecah karena menanggapi petisi ini.
11)  Perjuangan Mengarah  Ke Persatuan dan Kesatuan Selama Masa Pergerakan Nasional Indonesia
Persatuan dan kesatuan Indonesia berarti gerakan bangsa yang mendiami berbagai wilayah di Indonesia, karena adannya perasaan senasib dan sepenanggungan, untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. sebab munculnya persatuan dan kesatuan: Adanya perasaan senasib, Sifat perlawanan yang masih kedaerahan kurang membuahkan hasil dan menimbulkan banyak kegagalan, Adanya kaum pemuda yang merasa dikungkung oleh dekapan generasi tua dan tekanan penjajah Belanda. peranan pemuda dan organisasi kepemudaan memiliki andil yang besar terhadap perjuangan yang mengantar bangsa Indonesia menuju persatuan dan kesatuan. organisasi pemuda dalam perjuangan mengarah persatuan dan kesatuan selama masa pergerakan nasional: Organisasi kedaerahan, organisasi keagamaan, organisasi kepanduan, organisasi kewanitaan, organisasi menjelang Sumpah Pemuda.

12)  Stratifikasi Sosial Masyarakat Kolonial Pada Masa Pergerakan Nasional
stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi ke paling rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stratifikasi sosial: kekayaan (materi), kekuasaan (power), kehormatan/kebangsawanan, tingkat pendidikan (pengetahuan).  Bentuk – bentuk stratifikasi yang ada di masyarakat antara lain: sistem kasta, sistem kelas sosial, sistem feudal, sistem apartheid. Fungsi stratifikasi sosial adalah
a.     Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif,
b.    Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan,
c.     Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan,
d.    Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan, dll.
Hal yang paling menjolok dalam sistem masyarakat kolonial ialah : adanya diskriminasi peranan-peranan antara golongan Eropa dan golongan Bumiputera.Timbulnya pendidikan Barat kualifikasi pendidikan menjadi lambang prestise dan menjadi keharusan bagi status yang tinggi. Lambang-lambang lain, seperti garis keturunan, cara hidup dan kekayaan juga menjadi indikasi yang penting dari status sosial. Harus diakui, bahwa bagaimanapun juga, pendidikan mempersiapkan orang secara lebih baik untuk memperoleh kemajuan di dalam masyarakat modern di Jawa. Secara singkat, pendidikan menjadi lebih penting sebagai alat untuk mobilitas sosial bagaimanpun juga sangatlah disayangkan, bahwa diskriminasi kelas menjadi perintang kebutuhan mereka pada umunya. Studi ini bertujiuan menemukan korelasi antara pendidikan modern dan struktur status pada masyarakat kolonial di Jawa, yaitu setelah mobilitas vertikal dalam lingkungan kasta itu dibenarkan secara umum. Karena memotong batas. Kasta tidak mungkin, sehingga privilese politik, ekonomis dan sosial yang dinikmati oleh golongan Eropa itu tidak dapat dinikmati oleh golongan bumiputera.


13)  Kedudukan dan peran perempuan dalam kehidupan masyarakat pada masa Pergerakan Nasional Indonesia
Selain pergerakan yang dilakukan oleh golongan laki-laki dan pemuda,pada masa pergerakan nasional ini peran wanita tidak kalah pentingnya dalam proses pergerakan nasional, hal ini demi memperjuangkan kedudukan kaum wanita dalam kehidupan, dimana pada masa pemerintahan kolonial,kedudukan wanita masih sangat dipandang renah oleh para bangsa kolonial. Mereka menganggap bahwa wanita hanya bertugas di rumah dan hanya melayani kaum pria.Namun pada masa pergerakan nasional Indonesia, kedudukan wanita mulai terangkat dengan pelopor yang sangat berpengaruh yaitu diantaranya R.A Kartini yang mempelopori jiwa emansipasi wanita Indonesia. Setelah masa R.A Kartini inilah mulai muncul gerakan- gerakan wanita baik dalam bentuk organisasi,maupun kongres wanita yang dibuat oleh wanita- wanita Indonesia.
Organisasi- organisasi wanita yang ada di Indonesia yaitu diantaranya :
a.     Putri Mardika (1912)
b.     Keutamaan Istri
c.      Kartini Fonds (Dana Kartini)
d.     Kerajinan Amal Setia (KAS) 1914
e.      Aisiyah (1917)
f.      Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI)
g.     lstri Sedar
h.     lstri Indonesia (II)
Selain adanya organisasi- organisasi wanita yang tumbuh, gerakan wanita juga melalui kongres-kongres yang diadakan oleh wanita- wanita Indonesia yaitu antaranya :
a.     Kongres Perempuan Indonesia 22-25 Desember 1928
b.    Kongres Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia, Jakarta 28-31 Desember 1929
c.     Kongres Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia, Surabaya 13-18 Desember 1930
d.    Kongres Perempuan Indonesia, Jakarta 20-24 Juli 1935
e.     Kongres Perempuan Indonesia, Bandung, Juli 1938
f.     Kongres Perempuan Indonesia, Semarang Juli 1941

14)  Hubungan Perkembangan Paham – Paham Besar di Eropa dengan kesadaran Kebangsaan Di Indonesia
Paham atau Ideologi adalah sebuah sistem atau gagasan yang secara normatik memberikan persepsi, landasan, dan pedoman tingkah laku seorang atau masyarakat dalam kehidupan bermasyarat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan yang di cita-citakan.Paham-paham itu, antara lain nasioanalisme, liberalisme, sosialisme. Latar belakang masuknya paham-paham besar dari Eropa ke Indonesia yaitu adanya Perkembangan Pendidikan di Indonesia. Dimana perkembangan pendidikan membawa penduduk pribumi Indonesia dapat perluasan pengatahuan tentang dunia luar yang belum mereka ketahui sebelumnya. pers masuk ke wilayah Indonesia dan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kota-kota di Indonesia. Wujud perkembangan pers itu dalam bentuk surat kabar ataupun majalah. Organisasi-organisasi kebangsaan yang memiliki surat kabar: Budi Utomo, Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia, Indische Partij. Dengan adanya paham -paham tersebut mendorong rakyat indonesia sadar akan perasaan kebangasaan. Pengaruh paham nasionalisme di Indonesia ditandai dengan muncul berbagai gerakan nasioanal di Indonesia yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan. Pengaruh Paham liberalisme di Indonesia melahirkan keuntungan tersendiri, yaitu adanya Politik Etis. Pengaruh Paham Sosialisme, Paham sosialisme merupakan tahap awal dari komunisme. Dengan lahirnya paham-paham besar di Eropa tersebut mendorong rakyat Indonesia sadar akan rasa kebangsaan. Mereka harus bersatu untuk melawan para penjajah yang telah memberikan berbagai penderitaan.



15)  Pengaruh Perang Dunia I dan Perang Dunia II  Terhadap Pergerakan Nasional Indonesia
Sebab khusus yang melatarbelakangi Perang Dunia I, antara lain:
1.    Pembunuhan Pangeran Austria Franz Ferdinand oleh kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo;
2.    Persaingan merebut daerah sumber bahan baku, penanaman modal, dan daerah pemasaran;
3.    Munculnya persekutuan atau blok persaingan politik antar negara-negara Eropa
Sebab-sebab umum perang dunia 1:
1.    Pertentangan antara negara-negara di Eropa,
2.    politik mencari kawan.
Di bidang politik:
1)   Wilayah kekuasaan negara-negara yang berperang mengalami perubahan,
2)   munculnya negara-negara baru,
3)   muncul paham-paham baru.
Di bidang Sosial:
            Kedudukan buruh dan wanita semakin penting, gerakan emansipasi wanita mendapat sambutan yang menggembirakan karena dalam peperangan yang menjadi tenaga palang merah.  Lalu,  terbentuknya League Of Nations atau Liga Bangsa-Bangsa pada 1919.
Di bidang Ekonomi:
            Krisis ekonomi yang dahsyat melanda dunia yang dikenal dengan sebutan “Malaise” 1929.
Latar belakang terjadinya perang dunia II
Sebab Umum:
1.      Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa ( LBB)
  1. Perlombaan senjata
  2. Persekutuan dan pertentangan paham
Sebab Khusus:
            Pemicu meletusnya PD II adalah serangan Jerman atas Polandia pada 1 September 1939.  Serangan yang dilancarkan ini telah mengawali pertempuran dunia di front Eropa. Sedangkan, yang mengawali PD II di kawasan Asia Pasifik adalah pemboman pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbaour, Hawai oleh Jepang pada Desember 1941. 
Dampak perang dunia II, Bidang Politik: Munculnya dua kekuatan besar dunia (adikuasa atau superpower), Ke-2 kekuatan mencoba mempengaruhi negara-negara sepaham untuk membentuk aliansi (persekutuan). Bidang ekonomi: Perekonomian dunia mengalami kekacauan sehingga Amerika Serikat ketakutan pihak Komunis akan mempengaruhi negara-negara yang sedang kesulitan. Untuk itu,  Amerika Serikat memberikan bantuan (kredit), bagi negara-negara Eropa yang hancur akibat PDII. Bidang sosial: Munculnya keinginan yang kuat dari sebagian negara di dunia untuk menciptakan perdamaian abadi.
Pada masa PD II, pemerintah  Hindia Belanda tidak berdaya menghadapi serangan Jepang. Terjadinya PD II secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia.
A.Organisasi Kooperatif
1.      Gerakan Tiga A,
  1. Putera (Pusat Tenaga Rakyat),
  2. Jawa Hokokai  (Himpunan Kebangkitan Jiwa),
  3. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI).
B. Organisasi Nonkooperatif
1.      Sainedan (barisan pemuda),
  1. Kaibodan (barisan pembantu polisi),
  2. Suishintai (barisan pelapor) ,
  3. Jibakutai (barisan berani mati),
  4. Gakukotai (korps pelajar).

16)  Kehidupan Sosial dan Ekonomi, Politik dan Hubungan Internasional Indonesia Pasca Perang Dunia
Faktor-faktor penyebab kacaunya perekonomian di Indonesia: Inflasi yang sangat tinggi, beredarnya mata uang Jepang dan mata uang NICA yang tak terkendali, serta blokade ekonomi dari Belanda, Usaha untuk mengatasi kesulitan ekonomi :
1.      Pinjaman Nasional
2.      Kasimo Plan 
3.      Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (RERA)
4.      Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE).
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas masyarakat. Kedatangan pasukan-pasukan sekutu meningkatkan ketegangan di Sumatera dan Jawa. Melalui media pendidikan, menjadikan banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai sektor kehidupan terutama di bidang sosial dan budaya. Pergantian sistem pemerintahan dari waktu ke waktu di Indonesia memberikan pengaruh terhadap perkembangan perubahan sosial yang terjadi di Indonesia.  Pendirian partai-partai politik, sebagai suatu negara yang baru merdeka RI dihadapkan oleh masalah bagaimana cara menampung atau menyalurkan berbagai ideologi yang berkembang dalam masyarakat ke dalam suatu bentuk partai politik. Diplomasi RIS, Agresi militer yang dilancarkan belanda ke Indonesia mulai dari tahun 1947 dengan tujuan untuk menguasai Indonesia kembali telah mendapat reaksi dari berbagai penjuru dunia. Peran Liga Arab dalam Pengakuan Kedaulatan Indonesia, Menteri-menteri Luar Negeri Arab pada tanggal 18 November 1946 menghasilkan sebuah keputusan yang amat penting yakni mengamanatkan kepada negara-negara Arab anggotanya agar mengakui Republik Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh.

17)  Hubungan Kehidupan Kekotaan dengan Munculnya Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Perubahan yang cepat terjadi di berbagai wilayah yang ditakhlukan oleh Belanda. Namun dalam hal gerakan-gerakan anti-penjajahan dan pembaharuan yang mula-mula muncul pada masa ini, seperti halnya pada  kehidupan-kehidupan di hampir seluruh wilayah kota di Indonesia, termasuk Jawa dan daerah Minangkabau di Sumatera menarik perahatian yang khusus. Perubahan-perubahan yang terjadi di sana sedemikian rupa sehingga sejarah Indonesia Modern memasuki jaman baru dan memperoleh kosa kata baru. Indonesia.Sejajar dengan perkembangan perekonomian pada satu pihak dan perluasan bidang pemerintahan beserta administrasi maupun dalam berbagai bidang teknik dan kejuruan. Sekedar untu k memenuhi kebutuhan itulah pemerintah kolonial secara lambat laun mendirikan sekolah-sekolah, mula-mula terbatas sampai tingkat rendah saja dan baru dalam dasawarsa kedua abad ke-20 dibukalah sekolah tingjat tinggi menengah dan sejak tahun 20an dibuka tingkat tinggi.
Sebagai dampak dari perkembangan pengajaran di Indonesia tumbuhlah golongan sosial baru sesuai dengan diferensiasi serta spesialisasi dalam bidang sosial-ekonomi dan pemerintahan. Banyak fungsi yang memerlukan kejuruan atau keahlian teknologi seperti yang dibutuhkan dalam pembangunan industri, pertanian, insfrastruktur,berbagai kedinasan bagi bermacam-macam pelayanan masyarakat. Hal itu wajar dalam evolusi sosial pada fase menginjak konmersialisasi. Industrialisasi dan birokratisasi. Pergerakan nasional di Indonesia dalam arti umum dapat dianggap sebagai suatu regenerasi, pergerakan ini bukanlah pergerakan yang hanya terbatas pada bidang politik, tetapi juga membawa dampak berupa suatu perubahan seperti pada  bidang ekonomi, sosial, dan kultural terutama yang ada pada masyarakat kota. Sifat universal dari fenomena ini meneyababkan pergerakan itu mempunyai aspek multidimensional.


18)  Terbentuknya Transformasi Etnik dan Berkembangnya Identitas Kebangsaan Indonesia
Transformasi etnik adalah perubahan yang terjadi pada suatu kelompok sosial (kelompok etnik) untuk menjadi kebudayaan nasional. Perjalanan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di awali dengan kentalnya nuansa kedaerahan (etnik) dan golongan pada setiap gerakan kebebasan. Dalam memperjuangkan kebebasan, setiap daerah lebih menonjolkan kepentingan daerahnya. Alhasil perjuangan ini dengan mudah dipatahkan oleh pemerintah kolonial. Transformasi sikap kedaerahan menjadi sikap kebangsaan dan nasionalisme yang kuat di dukung oleh adanya proses diskusi dan perbedaan ide antara para pemuda. Gerakan-gerakan yang pernah terjadi dalam menentang pemerintah kolonial Belanda diantaranya :
1.      Tranformasi etnik
2.      Gerakan Masyarakat Indonesia Keturunan Cina
3.      Gerakan Masyarakat Indonesia Keturunan Indo Belanda
4.      Pergerakan Bersifat Kedaerahan.
Tindakan mengahapus kedudukan yang didasarkan pada adat penguasa pribumi dan kemudian dijadikan pegawai pemerintahan telah meruntuhkan kewibawaan penguasa tradisional, penyebab munculnya berbagai gerakan-gerakan yang bersifat kedaerahan:
1.      Gerakan melawan kekerasan
2.      Gerakan Ratu Adil
3.      Pergerakan Bersifat Agama
Perjuangan etnik-etnik diwilayah Indonesia berlangsung cukup lama. Hal ini dikarenakan masing-masing etnik hanya mementingkan keselamatan dan kebebasan etniknya. Oleh sebab itu, pemerintah kolonial Belanda dapat memanfaatkan etnik satu untuk menundukan etnik yang lain. Perjuangan etnik yang berada di seluruh wilayah Indonesia bukan saja dilakukan oleh kalangan etnik  pribumi, tetapi juga muncul gerakan-gerakan etnik yang dilakukan oleh etnik-etnik asing yang telah hidup dan menetap di wilayah Indonesia. Gerakan-gerakan yang pernah terjadi dalam menentang pemerintahan kolonial Belanda dilakukan oleh masyarakat keturunan Cina, India, dan Arab. Gerakan Masyarakat Indonesia keturunan: Gerakan masyarakat keturunan Cina, Gerakan masyarakat keturunan Indo-Belanda, pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu.  Terbentuknya nasionalisme Indonesia tidak lepas dari faktor: Perkembangan pendidikan, Diskriminasi.
Perjalanan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di awali dengan kentalnya nuansa kedaerahan (etnik) dan golongan pada setiap gerakan kebebasan.Pada masa selanjutnya, sikap kedaerahan dari masing-masing organisasi kepemudaan ini mulai terkikis oleh semangat bersama untuk membangun sebuah bangsa yang sejajar dengan bangsa lainnya..Penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai kesempatan sejalan dengan kesadaran identitas Indonesia. Puncak kebulatan tekad masyarakat Indonesia untuk menetapkan Indonesia sebagai identitas Nasional adalah pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai etnis dan golongan berkumpul dan mengeluarkan sebuah sumpah untuk bersatu yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Di dalam teks tulisan sumpah tersebut, nama Indonesia digunakan sebagai perekat dan identitas pemersatu seluruh komponen pemuda yang berasal dari berbagai suku dan agama untuk bersatu dalam memperjuangkan sebuah tanah ari, bangsa, dan bahasa yang satu, yakni Indonesia.

19)  Hubungan Keragaman Ideologis dengan Perbedaan Strategi Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Ideologi-ideologi yang berkembang dalam masa pergerakan nasional yaitu: Nasionalisme, ideology liberalisme,komunisme, Ideologi demokrasi, Pan-Islamisme. Sikap pemerintahan penjajahan belanda juga ikut berpengaruh terhadap strategi organisasi pergerakan nasional sebagai berikut : Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia (PI), Sarekat islam (SI), Indische Partij, Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Indonesia (Partindo), PNI-Baru, Partai Indonesia Raya (Parindra), Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Taman Siswa, Gerakan Pemuda, Gerakan Wanita, Petisi Sutarjo (1936), dan GAPI.


20)  Peristiwa-Peristiwa Penting yang Melatar Belakangi Munculnya Kebijakan Keras Pemerintah Hindia-Belanda Terhadap Pergerakan Nasional Indonesia
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan-kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda terhadap Pergerakan Nasional Indonesia untuk tidak melancarkan aksinya adalah sebagai berikut:
1.    Melarang pegawai negeri dan militer masuk menjadi anggota pergerakan nasional Indonesia, dan jika para pegawai terlibat dalam aksi-aksi golongan nonkooperasi ini dikenai hukuman.
2.    Perizinan mengadakan rapat-rapat diperketat dan pengawasannya juga di perkeras.
3.    Pemerintah Hindia Belanda tidak memberi konsesi-konsesi politik kepada setiap organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
4.    Oleh Gubernur Jenderal de Jonge adalah di keluarkannya Ordonansi pengekangan pers. Sejak berlakunya ordonansi ini tahun 1931 sebanyak 27 surat kabar menjadi korban.dll
Adanya organisasi-oraganisasi yang mengarah ke perjuangan nasional yang sifatnya radikal dan menentang pihak pemerintah Hindia Belanda, ada salh satu organisasi yang sangat menentang dan berbeda pandangan dengan pemerintah Hindia Belanda yaitu PNI di bawah pimpinan Soekarno. dominan daripada orientasi elitis sehingga ada kecenderungan ekspansi ke arah gerakan massa yang diperlukan sebagai basis gerakan politiknya. Dalam masa radikal terbagi dalam Partai Nasional Indonesia, Politik Agitasi PNI, peranan PNI dan PPPKI, konfrontasi, Partindo, PNI-Baru, dan Gerindo.

21)  Emansipasi Wanita dan Nasionalisme
Emansipasi wanita adalah suatu persamaan hak yang diberikan kepada kaum wanita tanpa diskriminasi gender. Nasionalisme di artikan sebagai semangat kebangsaan dan loyalitas yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Sebelum dikenal adanya emansipasi wanita, perempuan terkurung dalam kuatnya budaya patriarkat yang melarang perempuan bersekolah meraih pendidikan tinggi. Perempuan diposisikan sebagai kelas dua dan ada stereotip bahwa kelak perempuan hanya beraktivitas dalam ranah domestik. Masyarakat Jawa membangun stereotip bahwa ruang lingkup perempuan ada di 3 R (kasur, dapur, dan sumur). Begitulah kondisi gender di era pra emansipasi. Perempuan tidak diperbolehkan sekolah dan memperoleh pendidikan. Tokoh-tokoh penggerak emansipasi wanita:
1.      R.A Kartini
2.      Raden Dewi Sartika
3.      Siti Roehana Kudus
4.      Rahmah El-Yunusiyah
Membicarakan mengenai lahirnya nasionalisme Indonesia tidak bisa dilepaskan dari keadaan rakyat sendiri yang sangat memprihatinkan pada masa tanam paksa. Ada tiga pemikiran besar tentang watak nasionalisme Indonesia yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan yakni paham ke Islaman, marxisme dan nasionalisme Indonesia. Faktor Internal dan yang Mempengaruhi Melemahnya Nasionalisme di Indonesia: Provinsialisme, Kedaerahan, Primodialisme, separatism. Dan faktor eksternalnya adalah globalisasi.

22)  Peranan Pers dalam Pergerakan Nasional Indonesia
Pers yaitu, suatu lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang menjalankan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan jenis media dan segala jenis saluran yang tersedia. Sejarah perkembangannya pers Indonesia tidak bisa dilepaskan dari situasi masyarakat kolonial pada waktu itu. Munculnya pers di Indonesia bermula dari perkembangan sejarah pers Belanda sampai akhir abad ke-19 di Hindia Belanda. Kemudian menginjak awal abad ke-20 adalah sebuah awal pencerahan bagi perkembangan pergerakan di Indonesia yang ditandai dengan munculnya koran. Perkembangan pers dibagi melalui beberapa tahap yakni pada masa Kolonial atau penjajahan Belanda pada tahun 1974 sampai dengan tahun 1942, pada masa penjajahan Jepang mulai tahun 1942-1945 dan pada masa awal pergerakan kemerdekaan. Peranan pers terhadap pergerakan nasional sangat berperan seperti yang disebutkan Syamsul Basri ,yakni:
1.      Menyadarkan masyarakat/ bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan adalah hak yang harus diperjuangkan,
2.      Membangkitkan dan mengembangkan rasa percaya diri, sebagai syarat utama memperoleh kemerdekaan
3.      Membangkitkan dan mengembangkan rasa persatuan
4.      Membuka mata bangsa Indonesia terhadap politik dan praktek kolonial Belanda.


23)  Perkembangan pergerakan nasional pada masa pendudukan Jepang di    Indonesia
Pada 11 Januari 1942, Jepang mendarat untuk pertama kali di Tarakan, Kalimantan Timur. Pendaratan selanjutnya di Balikpapan, Samarinda, Palembang, Pontianak, Banjarmasin, Makasar, Minahasa, Bali, dan Ambon. Dari daerah-daerah ini Jepang mengepung pusat kekuatan Belanda di Jawa. Gerakan pasukan Jepang ini diikuti dengan upaya propaganda yang kemudian dikenal dengan sebutan 3A (Nipon Cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, pemimpin Asia). Pemerintahan militer Jepang di Indonesia membagi wilayah administrative Indonesia atas tiga daerah militer yaitu :
1)      Daerah Jawa Dan Madura dengan pusatnya di Batavia
2)      Daerah Sumatra Dan Semenanjung Tanah dengan pusatnya Di Singapura
3)      Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua.
Susunan Pemerintahan Jepang : Gunshiereikan, Gunseikan, Gunseinbu. Organisasi - organisasi Politik (Sipil) Bentukan Jepang: Gerakan Tiga A, Poetera, Jawa Hokokai. Organisasi - organisasi Militer Bentukan Jepang: Seinendan, Gokutai, Fujinkai, Keibodan, Heiho, Jibakutai, Hizbullah, PETA, Jawa Sentotai. Menjelang berakhirnya tahun 1944, posisi Jepang semakin terjepit akibat kekalahan-kekalahan yang dialami dalam setiap medan pertempuran melawan Sekutu.


24)  Peristiwa di sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan bagi suatu bangsa yang belum merdeka merupakan sesuatu yang sangat diidam-idamkan untuk terlaksananya, dikarenakan dengan Proklamasi Kemerdekaan, bangsa yang bersangkutan dapat hidup sederajat dengan bangsa-bangsa lain. Pada tanggal 1 Maret 1945 panglima tentara ke-16 Letnan Jenderal Kumakichi Harada mengumumkan dibentuknya suatu Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Tujuan pembentukan BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan segi politik, ekonomi, dan tata pemerintahan yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara merdeka Indonesia. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya pemerintah pendudukan Jepang membentuk PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai). Sebelum BPUPKI dibentuk, pada tanggal 16 Mei 1945 di bandung telah diadakan Kongres Pemuda seluruh jawa yang diprakarsai Angkatan Moeda Indonesia. Pernyataan pada Kongres Pemuda Seluruh Jawa tidak memuaskan beberapa tokoh pemuda yang hadir, seperti utusan dari jakarta yang dipimpin oleh Sukarni, Harsono Tjokroaminoto, dan Chairul Salih. Mereka bertekad untuk menyiapkan suatu pergerakan pemuda yang lebih radikal. Gerakan Rakyat Baroe, dibentuk berdasarkan hasil sidang ke-8 Cuo Sangi In. Rengasdengklok dipilih sebagai tempat pengamanan Ir. Soekarno karna daerahnya aman dibawah komandan Kompi Peta Subeno. Achmad Subardjo dan Yusuf Kunto segera berangkat ke Regasdengklok untuk menjemput Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta. Proklamasi Keemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan besok jam 06.00 pagi di Jakarta. Sesampainya di Jakarta pada pukul 23.30 waktu Jawa zaman Jepang (pukul 22.00 WIB), rombongan menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1. Di rumah itulah naskah Proklamasi Kemerdekaan Imdonesia disusun. Di ruang makan rumah itu dirumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pembacaan teks Proklamsi Kemerdekaan Indonsia semula direncanakan akan dilaksanakan di Lapangan Ikada, tetapi dialihkan kediaman Ir. Soekarno di jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Hal ini dikarenakan di Lapang Ikada sudah berkumpul pasukan Jepang bersenjata lengkap sehingga dikhawatirkan terjadi bentrokan antara rakyat tentara Jepang.

25)  Pengaruh Pendidikan terhadap Pergerakan Nasional Indonesia
Secara umum sistem pendidikan khususnya sistem persekolahan di dasarkan pada golongan kebangsaan yang berlaku saat itu, yaitu
1.      Sekolah rendah dengan bahasa pengantar bahasa Belanda:
a)      ELS ( Europeeshe Lagere School )
b)      HCS (Hollandsch-Chineesche School)
c)      HIS (Hollandsch-Inlandsche School)
2.      Sekolah rendah dengan bahasa pengantar bahasa daerah:
a)      Tweede Inlandsche School atau Sekolah Kelas Dua
b)      Sekolah Desa (Volksschool)
c)      Sekolah Lanjutan (Vorvolgschool)
d)     Sekolah Peralihan (Schakelschool)
3.      Pendidikan lanjut atau pendidikan menengah:
a)      MULO (Meer Uit gebreid lager school)
b)      AMS (Algemene Middelbare School)
c)      HBS (Hoobere Burger School)
4.      Pendidikan kejuruan (vokonderwijs)
a)      Sekolah pertukangan (Amachts leergang) yaitu sekolah berbahasa daerah.
b)      Sekolah pertukangan (Ambachtsschool) adalah sekolah pertukangan berbahasa pengantar Belanda.
c)      Sekolah teknik (Technish Onderwijs)
d)     Pendidikan Dagang (Handels Onderwijs)
e)      Pendidikan pertanian (landbouw Onderwijs)
f)       Pendidikan kejuruan kewanitaan (Meisjes Vakonderwijs)
g)      Pendidikan Rumah Tangga (Huishoudschool)
h)      Pendidikan keguruan (Kweekschool)
i)        Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs)
Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan sangat berperan penting dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan pengajaran di Hindia-Belanda. Munculnya organisasi politik pada zaman pergerakan sebagai dampak dari berkembangnya pendidikan di Hindia-Belanda:
a)      Budi Utomo
b)      Sarekat Islam (SI)
c)      Indische Partij (IP)
d)     Muhammadiyah
e)      Gerakan Pemuda
f)       Taman Siswa
g)      Partai Komunis Indonesia (PKI)
h)      Partai Nasional Indonesia
i)        Gerakan Wanita





3) Unsur psikomotor merupakan unsur yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar. Dilihat dari unsur atau segi psikomotorik pembelajaran mata kuliah Sejarah Indonesia III ini:
a)      saya menjadi lebih rajin belajar,
b)      lebih menghargai waktu atau tepat waktu,
c)      saya lebih disiplin, karena menurut saya mata kuliah Sejarah Indonesia III ini selain diajarkan tentang materi-materi dari mata kuliah ini juga diajarkan kedisiplinan, tepat waktu, agar mahasiswa lebih baik lagi dari sebelumnya,
d)     saya menjadi senang menulis,dan membaca.